Foto bersama Rahabi Mandra
(Penulis film Mery Riana, Mimpi Sejuta Dolar)
MALANG (Rabu, 27 September 2017)- Husnul Khatimah (21), anggota Psychoworld room Psychofilm baru saja mengikuti
workshop perfilman tingkat nasional di Bandung yang diadakan pada tanggal 4
sampai 14 September 2017 kemarin. Husnul berangkat dengan membawa nama Psychoworld. Workshop yang diselenggarakan oleh Pusbang Film
di bawah naungan Kemendikbud ini memang dihadiri oleh perwakilan komunitas film dari seluruh penjuru tanah air. Akan tetapi, hanya 55 komunitas yang
dapat menghadiri workshop tersebut karena sebelum acara
dimulai, diadakan seleksi bagi para calon peserta. Setiap peserta harus sudah pernah membuat film minimal satu buah film pendek serta mengirimkan sinopsis film
panjang. Husnul yang memang sudah pernah membuat film pendek sebelumnya bersama teman-teman psychofilm dengan judul Senyuman
Sang Ulul Albab dan diterima sinopsisnya, terpilih menjadi salah satu peserta workshop bergengsi itu.
Mahasiswi psikologi semester 5 yang berasal dari Bantaeng,
Sulawesi Selatan ini juga pernah mengikuti workshop serupa se-Jawa dan Kalimantan di Jakarta
bulan Maret lalu. Workshop tersebut juga memiliki persyaratan dan Husnul berhasil menjadi bagian dari 30
peserta yang lolos. Tentu ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Dalam workshop di Bandung tersebut,
Husnul tak mengeluarkan uang sepeser pun. Semua biaya ditanggung pihak penyelenggara,
mulai dari transport kereta api, hotel hingga makan. Husnul mengaku sangat bahagia mengikuti
workshop ini karena ia berkesempatan bertemu dengan orang-orang perfilman papan atas negeri ini, mulai dari sutradara,
produser, hingga para penulis skenario. Ada Mira Lesmana, Riri Reza, Perdana
Kartawiyudha, hingga Rahabi Mandra,
sutradara film Mery Riana. Bahkan Husnul juga diberitawaran menjadi asisten penulis oleh Kamarilo,
penulis skenario FTV Screenplay.
Foto bersama Mas Pidi (Perdana Kartawiyudha)
“Saya dulu tidak pernah terpikir akan memilih untuk bergelut di bidang perfilman. Namun, sekarang saya merasa inilah passion saya. Saya suka membuat film karena saya sangat suka bekerja dalam tim.”, ungkap Husnul saat ditemui di
kantin fakultas, Senin (25/09). Husnul juga menyatakan bahwa keilmuan psikologi sangat dibutuhkan dalam membuat film,
terutama dalam penentuan karakter tokoh. Hal itulah yang membuat Husnul semakin jatuh cinta dengan dunia perfilman.
Selain itu, dalam proses pembuatan film, banyak potensi yang akan tumbuh.
Bagaimana tidak? Dalam membuat film kita dituntut untuk mampu berbicara di hadapan banyak orang, mampu berimajinasi,
dan mampu bekerja dalam tim.Menurut Husnul, film adalah gabungan dari berbagai macam ilmu.
Husnul berharap agar dunia perfilman di Indonesia semakin baik, semakin bertambah pula
penontonnya. Apa yang diharapkan Husnul sesuai dengan latar belakang diadakannya workshop ini. Melalui kegiatan ini,
pemerintah berharap dapat menciptakan generasi-generasi yang unggul di bidang perfilman sehingga mampu membawa dunia perfilman
Indonesia menjadi lebih baik. Kita semua tentunya menginginkan agar film-film di Indonesia memiliki kualitas yang
mampu bersaing dengan film-film luar negeri. Tak hanya soal teknologi,
namun yang terpenting adalah bagaimana menyajikan tontonan-tontonan yang bermanfaat bagi masyarakat,
mampu memberikan contoh perilaku yang bermoral, bukan hanya menjual tampang namun kosong akan pesan moral. (Yuni Hadziqoh-Psychowrite)
Komentar
Posting Komentar