Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, Segala Puji Bagi
Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan anugrah dan nikmat yang sangat
besar kepada kita semua, sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan yang penuh
kemuliaan ini, yakni bulan suci Ramadhan. Bulan dimana di dalamnya diturunkan
Al-Quran sebagai petunjuk, hikmah dan pedoman hidup manusia untuk meraih
kemuliaan hidup di dunia dan juga di akhirat. Kemudian semoga sholawat serta
salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wa salam, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti jejaknya
dengan baik hingga hari kiamat.
Sahabatku yang di rahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, bulan
ramadhan ini begitu indah manakala kita mampu memahami esensi yang terkandung
di dalamnya. Banyak di antara kita memiliki persepsi dan rasa yang berbeda-beda
ketika berjumpa dan menjalani rangkaian ibadah yang ada di dalam bulan ramadhan.
Ada orang-orang yang begitu senang bergembira ketika sampai pada bulan ramadhan
dengan memaksimalkan ibadah baik yang wajib hingga yang sunnah, sehingga ia
bisa merasakan nikmatnya beribadah dengan maksimal kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala. Namun di sisi lain, ada juga orang-orang yang menjalani ibadah bulan
ramadhan ala kadarnya tanpa persiapan bekal yang cukup baik ilmu, target ibadah
dan lain sebagainya, sehingga ibadah bulan ramadhan menjadi sebuah rutinitas
yang di nilai biasa saja, atau lebih parahnya menjadi rangkaian rutinitas
ibadah yang dijalani dengan rasa hambar.
Sebab-sebab terjadinya perbedaan rasa itu disebabkan oleh
kualitas iman dan ilmu yang dimiliki seseorang, kerenanya telah kita ketahui
juga bahwa setiap rangkaian ibadah yang kita lakukan pasti membutuhkan iman dan
pemahaman ilmu yang baik agar dalam pengamalannya menghadirkan efek positif
bagi rohani maupun jasmani kita. Sungguh begitu muda bagi kita untuk mengetahui
apakah kita telah baik dan sempurna dalam menjalani ibadah adalah dengan cara melihat
dan merasakan bagaimana kondisi jiwa dan perasaan kita ketika sedang atau telah
selesai menjalani rangkaian ibadah tersebut. Bilamana hati ini semakin khusyuk,
tenang dan merasakan kenikmatan maka insyaallah kita telah maksimal dalam melakukan
ibadah, namun apabila sebaliknya, hati terasa hampa, gelisah dan tidak khusyuk
maka cobalah sejenak kita memeriksa hati ini, karena boleh jadi ada
kekurangan-kekurangan dalam menjalankan ibadah yang perlu kita perbaiki dengan
kesungguhan. Oleh karena itu, marilah meluangkan waktu untuk mengkaji lebih
dalam setiap ibadah yang kita lakukan, baik itu mengenai sholat, puasa, zakat,
sedekah dan yang lainnya. Agar kita dapat memahami esensi, manfaat dan hikmah
yang ada ketika kita menjalankan setiap rangkaian ibadah tersebut.
Sahabatku yang di rahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,
berbicara tentang ramadhan tentunya kita mengetahui adanya ibadah-ibadah
tambahan yang kita semua berlomba-lomba untuk melaksanakannya, seperti puasa,
zakat, membaca Al-Quran lebih banyak, berzikir, iktikaf, menghidupkan sholat
malam dan lain sebagainya. Hal ini sangatlah istimewa apabila kita mau menelaah
lebih dalam mengapa Islam menuntun setiap umatnya untuk melaksanakan hal yang
demikian. Salah satunya yang bisa kita tafakkuri dan ambil hikmah adalah bahwa
dengan adanya bulan puasa ramadhan dan setiap amalan ibadah yang mesti
dilakukan selama kurang lebih 30 hari itu, maka baik disadari ataupun tidak
sejatinya kita sebagai umat muslim sedang membangun habits atau kebiasaan-kebiasaan positif dalam rana ibadah kepada
Allah maupun ibadah dalam rana sosial. Kita bisa melihat adanya peningkatan
kualitas dan kuantitas ibadah seperti sholat malam dan membaca Al-Quran yang
begitu mempesona dilaksanakan di bulan ramadhan. Tentu menjadi sebuah hal yang
seharusnya berlanjut tidak hanya di bulan-bulan ramadhan bila kita telah
menyadari begitu besarknya efek positif rangkaian ibadah tersebut. Sadarilah,
bulan ramadhan seperti ingin mengingatkan kepada kita semua bahwa sebenarnya
kita bisa melakukan ibadah secara maksimal baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya, lalu ketika kita telah mengetahui manfaat yang demikian besar ini.
Pertanyaan sederhananya adalah mengapa kebanyakan dari kita tidak memaksimalkan
lagi di luar bulan ramadhan? Bukankah telah kita ketahui juga bahwa ibadah yang
paling dicintaiNya adalah ibadah yang dilakukan dengan istiqomah?
Marilah sejenak membaca dan mentadaburi sebuah ayat indah
dari Al-Quran yang mesti kita implementasikan dalam kehidupan kita, yakni :
إِنَّ الَّذِينَ
قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ
الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ * نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا
تَدَّعُونَ * نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah”
kemudian mereka tetap istiqamah, maka para malaikat akan turun kepada mereka
(seraya berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih
hati, dan bergembiralah kamu dengan balasan surga yang telah dijanjikan
kepadamu.” (30) Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Di dalam surga itu kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang
kamu minta. (31) Sebagai penghormatan (bagimu) dari Allah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (32)” . – (Q.S Fusshilat[41]: 30-32)
Sahabatku yang di rahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,
hendaknya segala ibadah yang telah kita maksimalkan di dalam bulan ramadhan,
haruslah kita maksimalkan juga di bulan-bulan lainnya agar kita mendapat
predikat pribadi yang istiqomah seperti yang telah Allah Subhanahu wa ta’ala
jelaskan pada ayat diatas. Semoga kita termasuk orang-orang bertakwa yang
istiqomah dalam menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Aamiin
Wallahu’alam …
penulis Dwiky
Wahyu Putra Adhitya.
Tantangan yang Kita hadapi ialah sejauh mana kita mampu tetap istiqomah dalam beribadah lepas dari bulan ramadhan ini. Jangan sampai berakhirnya bulan Ramadhan lepas pula amalan yang Kita lakoni di bulan-bulan setelahnya. Thank for the article .
BalasHapus